Matriks Pemilihan Jenis Bangunan Pengganti Pada Konstruksi Jalan Tol (Studi Kasus : Penggantian Konstruksi Timbunan Pada Area Garis Sempadan Sungai)

  • Indra Hamonangan
  • Dikpride Despa
  • Aleksander Purba

Abstract

Pembangunan infrastruktur seperti konstruksi jalan tol merupakan salah satu tujuan dari Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dimana tujuan dan manfaat dalam penyelengaraan
pembangunan jalan tol merupakan salah satu wujud untuk menciptakan perkembangan pertumbuhan
ekonomi dan sosial. Jalan Tol Trans Sumatera adalah jaringan Jalan Tol sepanjang 2.818 Km yang
merupakan terpanjang di Indonesia untuk saat ini. Pembangunan Jalan Tol yang menghubungkan
kota-kota mulai dari Lampung hingga Aceh. Kehadiran Pembangunan Ruas Jalan Tol Kuala Tanjung – Inderapura sepanjang 18,05 Km yang terletak di Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara,
merupakan koneksi menghubungkan Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung dan Industrial Estate,
sehingga akses pendistribusian logistik dari Kota Medan ke kawasan industri sekitarnya hingga ke
pelabuhan menjadi semakin lebih mudah dan cepat. Dalam konstruksi pembangunan Jalan Tol di
Kuala Tanjung – Inderapura memiliki tipikal desain yang hampir sama dengan konstruksi Jalan Tol
lainnya, seperti perkerasan jalan menggunakan Rigid Pavement, Bangunan Struktur Jembatan,
Struktur Overpass dan Bangunan Crossing Air (Box Culvert). Setelah ada surat permohonan
perubahan konstruksi oleh dinas terkait, tim pelaksanaan konstruksi melakukan pengecekkan bersama
oleh 3 (tiga) pihak yaitu Owner, Konsultan Supervisi dan Kontraktor Pelaksana, terdapat Aliran
Sungai Sei Sipare-pare beserta Tanggul Buatan dan Tanggul Alami yang melintasi Trase Jalan Tol
yang akan dibangun. Dari desain awal konstruksi yang akan dibangun sebagai oprit dari jembatan
pendekat sungai adalah Timbunan Tinggi dengan tipe perkerasan Rigid Pavement, dan kemudian
terjadi penolakan desain konstruksi dari pihak Dinas BBWS dan Bupati setempat terkait timbunan
pendekat sungai Sei Sipare-pare. Dikarenakan di Sungai Sei Sipare-pare memiliki Tanggul Buatan
dan Tanggul Alami yang merupakan Garis Sempadan Sungai yang tidak bisa sebagai ruang penyalur
banjir, sehingga perlu dilalukan reviu ulang desain dengan metode matriks pemilihan penggantian
jenis konstruksi lainnya.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Indra Hamonangan

PT Waskita Karya (Persero) TBK, Jalan MT Haryono No.Kav. 12-13, RT.4/RW.11, Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur 13330

Dikpride Despa

Program Profesi Insinyur Fakuktas Teknik Unila, Universitas Lampung, Jl. Prof. Soemantri Brojonegoro, Bandar Lampung 35145

Aleksander Purba

Program Profesi Insinyur Fakuktas Teknik Unila, Universitas Lampung, Jl. Prof. Soemantri Brojonegoro, Bandar Lampung 35145

Published
2023-12-02
Section
ARTIKEL